Kamis, 14 Mei 2009

pengaruh media terhadap masyarakat


sebuah media cetak internasional pernah mengeluarkan pernyataan yang filosofis: “kalau teknologi adalah jawaban, lalu apa pertanyaannya?” Barangkali pernyataan seperti ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa teknologi sebenarnya hanyalah satubagian dari sebuah sistem yang menjalankan dan mengubah dunia saat ini. Beberapa orang yang progresif memandang teknologi adalah solusi dari semua permasalahan manusia, terutama ekonomi. 

Namun, teknologi mengambil peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Bahkan bisa dikatakan, komunikasi tidak akan bisa semudah saat sekarang ini jika tidak ada kemajuan teknologi yang cepat. Dan sesungguhnya media lahir dari teknologi. Ingat mesin cetak pertama yang dibuat oleh Johannes Guttenberg. Kemampuan teknologi pengganda itu menghasilkan banyak media cetak koran, majalah, tabloid hingga buku.

Teknologi telekomunikasi pun semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, kecil, murah, mudah, efektif dan efisien. Proses berkomunikasi pun memiliki ciri dan sifat yang seperti itu, khususnya efektif. Proses mengirimkan pesan dari Indonesia ke Kanada tidak usah menunggu hingga berminggu-minggu berkat e-mail. Informasi dan kegiatan berkomunikasi kualitas dan kuantitasnya dihitung dalam satuan digital 0 dan 1. Kecepatan dan ketepatan informasi sangat dimungkinkan oleh pemakaian media dengan teknologi yang tepat. Hingga perlu digarisbawahi di sini adalah berbicara komunikasi dan media maka kita juga akan membicarakan komunikasi. Media adalah teknologi dan teknologi adalah media. 

Milenium ketiga adalah zaman keemasan teknologi informasi. Sebagai gelombang ketiga peradaban umat manusia seperti yang diramalkan Alfin Toffler sebelumnya adalah peradaban yang super cepat. Ruang dan waktu semakin dibuat cepat dan sempit, seakan-akan dunia dibuat menjadi satu komunitas, di mana setiap penghuninya bisa berinteraksi secara realtime tanpa halangan yang berarti. Berbagi informasi antar benua dan negara di belahan dunia manapun semakin mudah. Puncak dan titik acuan dari ini semua adalah konvergensi komputer dan telekomunikasi 30 tahun yang lalu. Jadilah teknologi internet yang kita kenal selama ini seakan-akan tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai media komunikasi, ia sama saja seperti kebutuhan manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Hingga bisa dimunculkan tesis, kebutuhan terhadap internet adalah kebutuhan untuk berkomunikasi dan ini adalah harga mati. 

Dari sini juga dilakukan terus diversifikasi alat-alat berteknologi canggih lainnya, tentu rata-rata didasarkan pada teknologi internet itu. Seperti Personal Data Asssistant (PDA), Tablet PC, Notebook, CD ROM, VCD, DVD, SVCD, Pena Digital, telepon selular, GPRS, CDMA dan banyak lagi yang lainnya. Semua teknologi ini dimaksudkan untuk mempermudah proses komunikasi antar manusia dalam konteks global. Dijanjikan penggunaannya sangat mudah dengan harga yang relatif murah. Namun perlu dipertanyakan kembali bagaimana efeknya terhadap kesenjangan penggunaannnya di negara-negara berkembang. Teknologi yang baru muncul tidak serta merta merata pemakaiannya di seluruh dunia, walaupun standar yang digunakan juga relatif sama. Namun demikian, beberapa negara berkembang belum memiliki sarana penunjang yang memungkinkan teknologi terbaru bisa diadopsi. Belum lagi jika kita membicarakan adaptasinya di masyarakat yang berbeda kultur. Padahal masalah mendasar dalam berkomunikasi adalah kesamaan pesan yang diterima tanpa noise. Kesenjangan TI ini juga dinilai sebagai noise yang memang sampai kini menjadi masalah. Karena, menyangkut berbagai macam faktor, seperti politik dan ekonomi.

Selain kecepatan yang lebih besar untuk mengirimkan pesan, kita juga menyaksikan perubahan-perubahan besar dalam volume informasi yang dikirimkan, disimpan, dan diambil kembali. Misalnya peralatan elektronik dalam bidang percetakan secara menakjubkan telah meningkatkan jumlah buku, bultein, dan majalah yang diterbitkan.

Williams (1989) menjelasakan bahwa teknologi baru dapat dianggap sebagai perluasan media bahwa sementara media berfungsi sebagai indra-indra pasar dan cara-cara komunikasi kita, … media baru biasanya bukan merupakan sistem tersendiri. Alih-alih, media baru memperluas sistem yang sudah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar